ADVERTISEMENT

Basundari, Batik Trusmi di Tangan Ayu Dyah Andari

Basundari artinya  bumi dan dipakai sebagai nama wanita tangguh yang menguasai darat, udara, laut,” kaya desainer Ayu Dyah Andari saat ditanya JustMeAsia. “Darat terwakili oleh mawar- mawar, udara direpresentasikan dengan motif mega mendung Batik Trusmi sedangkan  laut diterjemahkan menjadi aksesori.

Ayu Dyah Andari adalah salah satu desainer yang banyak menggarap busana muslim dan karyanya telah masuk beberapa pasar Asia antara lain Taiwan, Malaysia, Korea dan Brunei Darusalam. “Kalau dikotak-katik, makna Basundari bisa juga berarti Batik Trusmi Ayu Dyah Andari,” kata Ayu sambil tertawa.

Koleksi busana yang ditampilkan kali ini mengeksplorasi motif  mega mendung asal Cirebon. “Padahal tadinya jumlahnya nggak segitu, tapi jadi nambah-nambah,” kata Sally Giovani pemilik Batik Trusmi.  Dalam pergelaran kali ini Ayu memang menggandeng Batik Trusmi dan perhiasan khusus yang dibuat oleh Passion Jewelry.

Peragaan kali ini, tiga puluh set busana didedikasikan sebagai koleksi, dan 40 lainnya diciptakan bagi 40 muse di antaranya: Marsha Aruan, Sahila Hisyam, Asila Maisa, El Rumi, Rizky Nazar, Rizkina Nazar, Moza Wahyu, Hans Vigoro, Nesa Aqilla, Vira Soto, Tiqasya, Indah Nada Puspita, Hamidah Rachmayanti, Irvan Farhad, Jess Amalia, Cut Meyriska, Roger Danuarta, Sandrinna Skornicki, Dewi Bamsoet, Indah Suryadharma Ali, Rizky Ananda Musa, Sarah Sofyan, Chintami Atmanagara, Eddies Adelia, AnissaTrihapsari, Fenita Arie, Marini Zumarnis, Aulia Sarah, Ussy Sulistiawaty.

Motif mawar yang menjadi semacam trademark-nya menjadi motif yang ditampilkan berdampingan dengan mega mendung. Motof-motif ini dieksplorasi oleh Ayu di atas bahan batik juga  bahan seperti brokat, tule, dan lace. Beberapa terlihat dipayet sehingga tampak lebih mewah.  Hiasan ornamen mawar dan mega mendung bersalin rupa dalam tiga dimensi lahir dari potongan patchwork yang disematkan di punggung pada kebaya, atau di sekujur rompi yang mempermanis gaun panjang.

Warna-warna yang cerah ditampilkan dengan tonal warna senada tampak menjadikan karakter batik lebih muda dan penuh energi. Apalagi dipadu dengan bahan jeans dan lain-lain.

“Sisa kain yang ada tidak saya buang,” kata Ayu, “Saya memanfaatkan sisa bahan menjadi patchwork. Selain menerapkan zero waste ternyata bisa menjadi seusatu yang baru dan kreatif.”

 “Koleksi Basundari mengadaptasi busana dengan perkembangan mode universal. Mempertemukan tren dengan tradisi untuk menggubah gaya baru dan berbeda. Misalnya pada busana muslim tidak lagi hanya bentuk lurus dan panjang seperti tunik, abaya, atau gamis,” lanjut Ayu Dyah Andari yang terlihat sangat passionate dengan desain-desainnya meski dia tak pernah secara khusus sekolah mode.

Yang patut disayangkan dari peragaan kali ini adalah molornya waktu penyelenggaraan yang hampir dua jam serta tak adanya informasi pada sekuen baik melalui layar ataupun voice over untuk memperkenalkan sosok-sosok terkenal yang belum tentu dikenal semua tamu. Padahal ini nilai tambah dari effort dan koneksi yang luar biasa.