ADVERTISEMENT

Batik Masa Kini Edward Hutabarat

Desainer asal Tarutung, Sumatera Utara, Edward Hutabarat yang akrab disapa Edo telah 42 tahun bergelut di dunia fashion dan lifestyle. Ia menuangkan karya-karya yang mencerminkan kecintaannya terhadap wastra Indonesia.

Salah satunya Edo berhasil menunjukkan nilai sakral dari kain Ulos dari tanah leluhurnya. Kini, Edo meluncurkan koleksi terbarunya dalam balutan berbagai kain batik motif Mega Mendung dari Cirebon, Flora dan Fauna dari Pekalongan, dan batik Gentongan dari Tanjung Bumi, Madura Jawa Timur.

Di tengah masa pandemi, Edo melakukan virtual fashion show untuk menunjukan karya-karya dan inovasinya terhadap kain-kain batik masa kini. Karya Spring Summer 2022 ini bertemakan “Forest Is The Future”, mengingatkan pentingnya kecintaan masyarakat terhadap pentingnya hijau dalam lifestyle sehari-hari.

Dalam koleksi Spring Summer 2022, Edo menampilkan koleksi batik Mega Mendung dengan berbagai macam warna (berbahan chiffon dan crepe the chine), dimulai dari merah biru, hijau tosca, oranye, hingga coklat, biru muda.

Dalam virtual show ini Edo berhasil menyampaikan makna dari setiap motif batik yang ditampilkan. Selain batik Mega Mendung, Edo juga menampilkan batik Pekalongan dengan sentuhan warna earth tone, dress, dan long jacket berwarna hitam putih dengan motif Flora dan Fauna.

Koleksi terakhir adalah Batik Gentongan Tanjung Bumi Madura sebagai pilihan. Biru Indigo dengan latar putih menggunakan teknik natural dye hasil kolaborasi dengan Maemunah, seorang maestro batik dari Madura.

Jaket dan rok panjang berwarna biru putih juga hadir dengan motif Batik Sawunggaling atau adu ayam hasil dari kolaborasinya dengan Nur Cahyo, seorang perajin batik Pekalongan, Jawa Tengah. “Modern itu sesuatu yang sederhana tapi berkualitas”, ujar Edward Hutabarat.

Kolaborasi dengan artisan lokal ini juga memberikan makna mendalam tersendiri bagi Edo, karena ia berhasil menggaet beberapa artisan lokal dan bekerja sama dengan mereka agar dapat terus maju dan dapat sampai di pasar global dengan audience yang lebih banyak. Sehingga UMKM Indonesia, khususnya di bidang fashion dan lifestyle yang menggunakan batik lokal dapat dikenal lebih luas oleh masyarakat global.