ADVERTISEMENT

Pamerkan lebih dari 70 instalasi karya dari 29 seniman lokal di Indonesia.

Melanjutkan kesuksesan Distrik Seni X Sarinah di sesi pertama, Distrik Seni X Sarinah sesi kedua resmi dibuka untuk publik bertempat di Gedung Sarinah Communty Mall lantai 6, dengan mengusung tema “Berkelanjutan!”.

Melalui tema ini, Distrik Seni X Sarinah berharap dapat memberikan respon terhadap berbagai permasalahan lingkungan, sosial, dan ekonomi di Indonesia melalui karya-karya seni yang diekspresikan oleh para seniman yang tergabung dalam pameran sesi kedua ini.

Perbedaan yang paling mencolok dari pagelaran Distrik Seni X Sarinah sesi kedua kali ini adalah, bergabungnya Dewa Budjana, Heri Dono dan Jay Subyakto sebagai kolaborator yang akan menampilkan karya-karya unik mereka dalam merespon tema Berkelanjutan!, melalui medium yang unik dan tentunya belum pernah ditampilkan pada pagelaran pameran seni lain di Indonesia.

 Heri Pemad, Direktur Artistik Distrik Seni Kami membagi area pameran Distrik Seni ke dalam 4 jenis ruangan, yaitu: Ruang Dr. Ir. Soekarno, Ruang Garda, dan Ruang Berdikari. Selain itu ada sebuah ruangan khusus yang disediakan untuk aktivasi program publik. Setiap ruangan memiliki karakteristiknya masing-masing yang berjangkar pada tema Berkelanjutan!.

• Ruang Dr. Ir. Soekarno akan diisi oleh seniman-seniman yang memulai kariernya sejak periode akhir 1970-an (total berjumlah 10 seniman), salah satunya Tisna Sanjaya yang akan menampilkan instalasi Mesin Penjernih Seni, yang merupakan hasil dari studinya di Imah Budaya Cigondewah terkait pengolahan air bersih di lingkungan pabrik-pabrik di Cigondewah serta bagaimana kaitannya dengan pengembangan kebudayaan di sekitar lingkungan tersebut. Selain itu ada pula hasil karya dari Arahmaiani yang menelusuri jejak-jejak ritual dan kepercayaan di Tibet yang bersumber dari Nusantara.

• Ruang Garda akan menampilkan karya Maharani Mancanagara yang menelusuri siklus produksi barang pakai yang dikonsumsi masyarakat. Bagaimana sumber daya di alam kemudian dimanfaatkan (atau bahkan dieksploitasi). Karya Maharani menekankan bagaimana aktivitas mengonsumsi produk-produk massal berkaitan erat dengan keberlanjutan lingkungan hidup manusia.

• Ruang Berdikari akan menampilkan 21 seniman tunggal maupun kolektif yang masing-masing memberikan respons terhadap tema Berkelanjutan!. Mulai dari kolektif Gerilya yang mempresentasikan isu keberlanjutan personal hingga yang bersifat spekulatif, Ari Bayuaji yang menjelajahi kembali kebudayaan lokal, kelompok Defvto Printmaking Institute yang mengeksplorasi keberlanjutan teknik seni cetak grafis dalam seni rupa, hingga Uji Hahan Handoko yang memikirkan kembali pola-pola ekonomi dalam ekosistem seni rupa Indonesia. Selain itu, akan ada aktivitas di luar presentasi karya dalam bentuk program-program publik.

Program publik ini akan dihadirkan secara rutin setiap minggunya selama durasi 3 bulan kedepan. Rangkaian program publik yang akan dipertunjukkan mencakup: Satu bulan pertama, akan menampilkan pameran karya kolaborasi Dewa Budjana dengan seniman-seniman ternama Indonesia yang akan diakhiri dengan lelang karya untuk charity.

 Selain itu juga akan diselenggarakan diskusi, lokakarya, serta programprogram edukasi lainnya yang mengacu pada gagasan keberlanjutan ekosistem seni, karier kesenimanan, isu lingkungan hingga gagasan-gagasan ekonomi berkelanjutan. Morine Rociana, Direktur Mojisa Creative Melalui pameran seni yang diselenggarakan, Distrik Seni X Sarinah ingin menginspirasi masyarakat Indonesia untuk menyadari bahwa tradisi, adat istiadat, dan budaya lokal sebenarnya sudah mengajarkan kita untuk hidup secara Berkelanjutan.

Distrik Seni X Sarinah melihat bahwa trend gaya hidup berkelanjutan anak muda Indonesia saat ini membuka peluang untuk gerakan kembali menerapkan nilai dan budaya lokal yang sudah ada sebelumnya di kehidupan sehari-hari seperti semangat menjaga hutan yang dilakukan oleh masyarakat adat Papua ataupun penggunaan perabotan rumah tangga yang ramah lingkungan seperti Besek dan daun pisang untuk membungkus makanan, hal tersebut menunjukkan secara tidak langsung kebiasaan masyarakat lokal sudah mengajarkan untuk memanfaatkan alam sesuai kebutuhan dan melarang adanya eksploitasi lingkungan yang berlebihan.

Farah Wardani, Penata Artistik Distrik Seni dalam sesi gelar wicara bersama media, menjelaskan “Kami menyadari bahwa isu keberlanjutan bukan lagi hal yang asing di masyarakat khususnya anak muda Indonesia saat ini. Munculnya kesadaran anak muda atas berbagai permasalahan yang ada saat ini mendorong Distrik seni untuk mengangkat Berkelanjutan! sebagai tema sesi kedua sekaligus gerakan sosial yang mendorong anak muda untuk mengambil peran dalam mewujudkan lingkungan, sosial, dan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.

 “Kami menyadari pentingnya sinergitas bersama perusahaan BUMN untuk mendukung pemulihan industri kreatif Indonesia pasca pandemi Covid-19. Kami berharap melalui program Contemporary Indonesia yang merupakan hasil kolaborasi BRI dengan Sarinah dapat memberikan dampak yang positif bagi industri kreatif tanah air, kami berkomitmen untuk terus mendukung seniman lokal dengan menyediakan ruang berekspresi dan memamerkan hasil karya sehingga memberikan dampak positif secara ekonomi dan mendukung tercapainya target pembangunan berkelanjutan Indonesia dimasa yang akan datang”.

Distrik Seni adalah sebuah art project platform yang mencoba menjawab kebutuhan ruang pemberdayaan, inovasi dan perkembangan marketplace serta ekosistem seni rupa Jakarta, yang selama ini sangat minim wadahnya baik di Jakarta maupun Nusantara.

Distrik Seni mengembangkan konsep placemaking dan kolaborasi ekosistem seni untuk menjadi wadah berkreasi, eksperimentasi, dan distribusi serta penjualan karya. Distrik Seni buka setiap hari mulai pukul 10:00-21:00, pembelian tiket dapat dilakukan secara online melalui loket.com atau secara on the spot.

 Informasi lebih lanjut mengenai Program Distrik Seni X Sarinah, kunjungi website www.distrikseni.com atau Instagram @distrik.seni.