ADVERTISEMENT

Indonesia Modest Fashion Week Tampilkan “The Ground Of Elysian’

Salah satu ajang pergelaran fashion show terbesar tanah air yakni Indonesia Modest Fashion Week – IMFW 2022, kembali diadakan beberapa waktu lalu.  Bertempat di JCC – Jakarta Convention Center para desainer lama dan desainer baru saling menunjukkan karyanya

Selama 4 hari mulai 27-30 Oktober 2022 kehadiran sekitar 89 desainer ini  diharapkan mampu kembali menjadi trendsetter modest lifestyle paling berpengaruh di Indonesia, yang memiliki potensi pasar yang luas dalam busana Modest atau Muslim Fashion. 

Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, modest fashion merupakan salah satu subsektor penyumbang ekspor terbesar di Indonesia dari katagori ekonomi kreatif.  Desainer senior dan desainer muda pun hadir sebagai respon.

Beberapa desainer muda misalnya dari  Sparks Fashion Academy ikut meramaikan ajang ini dan mengangkat tema The Ground of Elysian. Ini adalah  tema besar yang diangkat untuk show kali ini yang menceritakan tentang keindahan alam bumi Indonesia yang kita pijak.

Khanza Maryam

Elysian yang berarti kecantikan surga, menceritakan bahwa bumi serta keindahan isinya diberikan kepada manusia untuk dijaga dan dinikmati. Koleksi The Ground of Elysian menampilkan rangkaian koleksi busana yang menggali kecantikan alam Indonesia dari segi tipografi yakni keindahan lautnya, pegunungan, hamparan tanaman hijau, serta flora khas Indonesia.

Koleksi Ready-To-Wear Creature dari The Ground of Elysian ini ditampilkan oleh Dwi Wahyuni yang mengusung label Dwee,  Giska Praditya dengan labelnya Khanza Maryam, serta Diah K. Rukmi.  Karya mereka didominasi dengan kreasi tekstil manipulatif, kombinasi warna yang apik, dan pengembangan motif flora yang ditampilkan dalam rangkaian koleksi.

Diah K. Rukmi

Khalf yang diambil dari nas Al-Quran menjadi inspirasi Dwee by Dwi Wahyuni. Koleksi Dwi ini merepresentasikan manusia sebagai makhluk yang diutus ke muka bumi untuk menjaga dan melindungi potensi alam sehingga menjadi Guardian of The Earth. Koleksi Khalf  Spring/Summer 2023 dari Dwi ini menyiratkan pesan ‘If we love our nature, we must protect them’. Dalam koleksi ini, kain bekas melalui proses upcycling dijadikan sebagai aksen yang memperindah pakaian. Kain perca tercacah maupun utuh, dimodifikasi dengan teknik quilting dan anyaman. Manipulasi kain ini diaplikasikan pada kain transparan sebagai outer maupun kain dari serat alam sebagai dress. Siluet dari koleksi ini terinspirasi dari masa keemasan Islam yang diwakilkan oleh hooded dan flared dress. Kesan tradisional ini diimbangi oleh outer berbahan transparan, merujuk pada tren Y2K yang mulai bangkit lagi.

Diah K. Rukmi, pada moment IMFW 2022 kali ini, untuk pertama kalinya memperkenalkan koleksi modest wearnya. Jasminum Off yang berarti bunga Melati Gambir telah menjadi daya tarik khusus bagi Diah. Indonesia sangat dikenal dengan bunga Melatinya. Spesies bunga Melati yang tersebar di penjuru dunia hingga 200 spesies ini di olah Diah menjadi busana yang simple namun sangat memberi kesan feminim. Melati Gambir yang memiliki ciri warna orange di ujung bunganya diaplikasikan Diah dengan wujud busana mix and match Abaya dengan Celana dengan attribute ruffles yang didominasi warna putih.

Dwi Wahyuni

The Ground of Elysian di tutup dengan karya busana dari Khanza Mariam by Giska Praditya, siswa  dari GPF Program. Giska telah merintis label Khanza Maryam dan menjadi salah satu modest brand yang digemari oleh para hijbers tanah air. Koleksi Khanza Maryam terbaru di IMFW 2022 ini, mengusung tema Madame of Rose yang terinspirasi dari keanggunan bunga-bunga. Memakai motif printing dengan warna-warna natural, Ia padukan dengan sangat cantik dengan brokat chantili dan tile sehingga siapapun yang memakainya akan berkesan elegan, glamour namun tetap alami.

“Tentunya saya sangat bangga menyaksikan karya Designer SFA di IMFW 2022 ini. Apalagi potensl pasar modest Indonesia menjadi bisnis fashion terbesar. Sejak SFA didirikan kami telah melihat potensi ini, sehingga mengembangkan program spesialisasi untuk jenis busana tertutup atau modest wear”, terang Floery D. Mustika, Founder & CEO SFA. ‘Ajang show seperti ini juga sangat penting diikuti siswa untuk semakin memperkenalkan karya mereka dan menjadi test pasar untuk melihat minat terhadap koleksi yang akan mereka luncurkan”