ADVERTISEMENT

Jakarta Muslim Fashion Week Kembali Hadir

Ajang fashion ini melibatkan kerja sama dengan 15 perguruan tinggi fashion di Indonesia.
Ajang fashion ini melibatkan kerja sama dengan 15 perguruan tinggi fashion di Indonesia.

Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Indonesian Fashion Chamber didukung  Kamar Dagang dan Industri meluncurkan acara ‘Embracing Jakarta Muslim Fashion Week di Aquatic Gelora Bung Karno, Jakarta pada 18 November mendatang.

Ajang fashion ini melibatkan kerja sama dengan 15 perguruan tinggi fashion di Indonesia. Perwakilan KADIN dan sekaligus Wakil Ketua Komite Promosi Fesyen Muslim Nasional Anne Patricia Sutanto menyampaikan pihaknya akan memulai gelaran ini bersama dengan seluruh pelaku ekosistem untuk menunjang Jakarta Muslim Fashion Week yang puncaknya digelar pada Oktober 2022 mendatang. Pihaknya menggandeng seluruh asosiasi desainer, 15 institut fesyen, dan asosiasi kosmetika.

“Ketika berbicara soal perdagangan, kita selalu berbicara soal supply. Maka dari itu, kita sekarang ingin meng-capture  kekuatan pasar Indonesia, yaitu bagaimana domestic market Indonesia khususnya untuk pasar fesyen muslim ini bisa kita ekstensifkan untuk menjadi kekuatan pilar ekonomi Indonesia ke depan,” kata Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi tentang latar belakang Jakarta Muslim Fashion Week, saat acara konferensi pers daring “Kick Off Embracing Jakarta Muslim Fashion Week,’ beberapa waktu lalu.

Diperkirakan, nilai pasar fashion di Indonesia  mencapai sebesar USD 16 miliar. “Menurut saya jumlah itu bisa jauh lebih besar, karena Iran, yang produknya 110 juta industri fesyen muslimnya sudah mencapai lebih dari USD 53 miliar. Jadi dari USD 16 miliar itu kita hanya mengekspor USD 500 juta, sedangkan ekspor garmen kita ini totalnya USD 11 miliar. Dengan jumlah yang kecil itu, maka kita ingin mengekstensifkan kekuatan pasar kita guna menciptakan indutri yang bagus,” kata Lutfi..

Meski Kementerian Perdagangan mengakui bukan ahli dalam mengembangkan pasar fashion, Lutfi menjelaskan bahwa Kemendag tetap bertugas untuk menarik industri, akademisi, hingga para designer bisa berkolaborasi bersama untuk menciptakan kekuatan pasar fesyen muslim Indonesia.

“Jadi dengan ini kita akan embrace seluruh asosiasi designer dan stakeholder mana pun yang berada dalam area terkait (fesyen),” ujar Anne Patricia Sutanto, Perwakilan Kadin sekaligus Wakil Ketua Komite Promosi Fashion Muslim Nasional.