Bagi pencinta busana muslim dan pengikut komunitas modestwear, jenama sekaligus nama perancang busana Ayu Dyah Andari sudah tidak asing lagi. Desain dengan DNA Victoria bergaya Neo Classic yang memancarkan aura ultrafeminin ini, memesona banyak penikmat mode busana muslim terutama yang ingin tampil glamor.
Ayu, demikian nama panggilan sang perancang, memulai usahanya sebelas tahun yang lalu. Mulai dari menerima merancangkan busana pesanan yang dikerjakannya di ruang mungil berukuran 3X3 meter2 , lalu semakin berkembang hingga kini memiliki lima rumah produksi untuk merealisasikan idenya.
Sejak memulai usaha desain Ayu menyiratkan kemewahan. Baju yang diciptakannya berkesan luks dan hanya dapat dikenakan untuk acara-acara khusus. Yang paling disyukuri Ayu adalah bahwa ia tak sedikitpun tergoda untuk beralih ke usaha lain ketika pandemi melanda. Baginya, pantang menyerah. Ayu menetapkan hati untuk menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar yang senyap pesta.
Desain penuh detail berganti menjadi rancangan busana kasual yang mengalir deras dari tangannya. Baju-baju prêt-à-porter ini mendapat sambutan hangat dari para pencinta busana muslim. Tak sedikit pun pernah ia menyana, di masa pandemi, baju-baju ready-to-wear karyanya begitu diminati. Pegawainya pun ikut berkembang pesat dari hanya 40 orang menjadi 100 orang.
Semangat mendesain menjadi semakin menggelora menyambut dan merayakan sebelas tahun Ayu Dyah Andari berkarya. Sebuah Peragaan Tunggal Perdana Ayu Dyah Andari yang diberi tajuk Les Allées, dan diselenggarakan di The Langham Jakarta, pada Senin, 14 Maret 2022 digelar untuk menandai selebrasi itu.
Atmosfir Les Allées yang bermakna jalan-jalan (baca: perjalanan) telah terasa ketika masuk di serambi hotel. Berjejer lukisan foto para muse untuk menceritakan perjalanan mode Ayu Dyah Andari. Begitupun dengan barisan busana yang dipamerkan di dalam ruang peraga. “I need more colors in my life”, ujarnya untuk melukiskan berjuta perasaannya saat berkarya di ujung pandemi.
Maka, pada pergelaran perdana ini, palet warna gading, baby rose, krem, coklat muda, khaki, dan warna pastel lainnya, dan telah menjadi warna signature Ayu, melebar luas berpadu dengan warna-warna terang seperti fuchsia, hijau limau, kuning, biru, ungu, dan hijau daun. Begitu pun dengan garis desain yang biasanya berpotongan serba simetris kini berubah rupa menjadi kian bertambah ragamnya. Bagian lengan, bawah gaun, siluet busana semakin menarik untuk dieksplorasi.
Knitting, digital printing, tweed, tile, biku-biku, sifon, lace, organdi, yang memiliki karakter berbeda, menjadi lahan garapan ciptaan baru Ayu yang sangat berselaras. Demikian pula pembubuhan embellishment di atas bahan. Di samping bling-bling, payet, manik dan bunga mawar yang telah menjadi signature rancangan, terdapat pula bordir tiga dimensi, sulam halus, hingga teknik pembahanan yang diterapkan di atas bahan beraneka rupa. Garis-garis lurus bersejajar seperti angka sebelas menjadi benang merah seluruh tampilan busana.
Ayu Dyah Andari juga menciptakan sepatu, tas, scarf, bros, belt chains untuk melengkapi busana kreasinya. Dengan segenap daya upaya Ayu mengeksplorasi tiap elemen yang dikuasainya dan meretas batas gaya desainnya tanpa kehilangan citra persona rancangan. Enam puluh set busana dipersembahkan secara total. Ditambah lagi dengan koleksi busana yang didedikasikan untuk muse sekaligus brand ambassador pujaan sang perancang sejak kanak-kanak, Okky Asokawati, dan pakaian-pakaian yang diciptakan khusus untuk enterpreneur Sarah Sofyan karena memiliki kesamaan citra luxurious.
Selain Okky Asokawati dan Sarah Sofyan, Ayu merasa perlu berterima kasih kepada para muses, yang telah membawa pengaruh positif terhadap karya dan mengiringi sebelas tahun Ayu Dyah Andari berkarya, yaitu Laudya Cynthia Bella, Nesa Aqilla, Vira Soto, Cut Meyriska, Afida Sukma, Indah Nada Puspita, Fenita Arie, Lesty Kejora dan Ibunda Anie Azhar. Sedangkan nama-nama berikut yang ikut memeragakan koleksi yaitu Raline Syah, Dini Aminarti, Okky Asokawati, Cut Meyriska, Fenita Arie, Adelia Pasha, Tya Ariestya, Sarah Sofyan, Indah Nada Puspita, Nesa Aqilla, Hamidah Rachmayanti, Vira Soto, Mira Agile. A
yu Dyah Andari, telah mempresentasikan karyanya, menuntaskan kewajibannya sebagai seorang perancang busana, seraya berharap karya tunggal perdananya membawa kesan yang hangat di hati para penikmat mode.