Apa ciri khas suasana lebaran? Makan ketupat!. Tak lengkap rasanya Hari Raya Idul Fitri tanpa menyantap ketupat. Lalu apa ketupat sekadar makanan tak bermakna?
Dari berbagai sumber yang bisa JustMEAsia kumpulkan, ada beberapa fakta menarik dari nasi berbungkus daun kelapa muda ini.
- Sunan Kalijaga menjadikan ketupat sebagai budaya dan filosofi Jawa yang berbaur dengan nilai keislaman. Ada kemungkinan berasal dari zaman Hindu-Buddha di Nusantara.
- Nasi dianggap sebagai lambang nafsu, sedangkan daun berarti “jatining nur” (cahaya sejati) dalam Bahasa Jawa yang artinya hati nurani. Sehingga, ketupat digambarkan sebagai simbol nafsu dan hati nurani. Artinya, manusia harus bisa menahan nafsu dunia dengan hati nuraninya.
- Dalam bahasa Jawa (dan Sunda), ketupat disebut juga dengan “kupat” atau salah.pesannya bahwa seseorang harus meminta maaf ketika mereka melakukan sesuatu yang salah.
- Kata “kupat” memiliki arti “ngaku lepat”, dalam bahasa Indonesia artinya “mengakui kesalahan”.
- Selain itu “kupat” juga berarti “laku papat” atau empat laku yang tercermin dari empat sisi ketupat.
Empat sisi ketupat yaitu:
- Lebaran: Satu sisi ketupat ini bermakna lebaran yang berasal dari kata dasar ‘lebar’. Ini artinya pitu ampun dibuka untuk orang lain.
- Luberan: Sisi kedua ketupat bermakna luberan yang berasal dari kata dasar ‘luber. Artinya melimpah dan memberi sedekah pada orang yang membutuhkan.
- Leburan: Sisi ketika ketupat bermakna leburan yang berasal dari kata dasar ‘lebur’. Leburan bermakna melebur dosa yang dilalui selama satu tahun.
- Laburan: Sisi terakhir ketupat bermakna laburan yang merupakan kata lain ‘kapur’. kata ini memiliki makna menyucikan diri atau putih kembali seperti bayi.