Nama keren ini sedang dibicarakan di mana-mana. Omicron pertama kali terdeteksi ada di Benua Afrika. Di laman covid19.go.id, disebutkan virus ini disebut sebagai salah satu yang sangat cepat dalam menularkan virus.
Istilah omicron dinamai berdasar alfabet Yunani, di bawah sistem klasifikiasi variant of concern dan variant of interest WHO. Omicron adalah huruf ke-15 dalam alfabet Yunani. Ini menggunakan huruf besar “Ο” dan huruf kecil “ο” simbol. Menurut kamus Merriam-Webster, terjemahan literalnya dalam bahasa Yunani berarti “o kecil.
Penggunakan penamaan dari alfabet Yunan dipilih agar memudahkan pengucapan nama ilmiah, serta mudah diingat. WHO mengatakan, tujuan penggunaan alfabet Yunani adalah untuk memudahkan dan lebih praktis digunakan komunitas non-ilmiah.
World Health Organization (WHO) menyatakan varian B.1.1.529 atau Omicron pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24 November 2021 setelah varian Delta.
WHO menjelaskan bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini, dibandingkan dengan) lainnya. WHO pun menetapkan varian Omicron sebagai VOC (Variant of Concern). VOC artinya varian virus corona yang menyebabkan peningkatan penularan serta kematian dan bahkan dapat mempengaruhi efektivitas vaksin.
WHO sebelumnya sudah menetapkan varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta sebagai VOC. WHO telah mendaftarkan lima “variant of concern” lainnya. Di antaranya Gamma yang berasal dari Brazil, Lambda yang ditemukan di Peru, dan Delta yang berasal dari India. Ada varian lain yang termasuk dalam kategori variant of interest yang juga dinamai menurut alfabet Yunani, yaitu Mu, Zeta, Eta, Theta, Iota, Kappa, dan Epsilon.
Penelitian menyatakan bahwa varian Omicron memiliki lebih banyak mutasi pada protein spike, yakni bagian penting dari virus corona yang menempel ke sel manusia. Pada varian Delta ada 8 mutasi di protein spike, sementara pada varian Omicron ada 32.
Dengan kenyataan ini, Omicron mampu menularkan virus 4-5 kali lebih cepat dibanding Delta dan dapat menghindari efektivitas vaksin atau pengobatan Covid-19. Jadi, perlu vaksin baru?