Reputasinya internasional, mulai dari Madonna, Beyonce, Lady Gaga, hingga Taylor Swift. Siapa sangka kariernya berawal dari eksperimen di toko elektronik milik kakaknya?
Lagi sibuk apa?
Di masa pandemi masih berkarya terus. Membuat stock baru untuk tiara dan ada project dengan desainer yang membuat virtual show dan photoshoot. Di ranah internasional juga masih membuat desain dan siap kirim.
Bagaimana dengan selebriti?
Ada selebriti lokal dan internasional tapi tak bisa disebut namanya.
Apa desain aksesori yang kebanyakan dipesan?
Biasanya hair piece, anting, kalung dan gelang. Aku ikuti konsep dari mereka.
Apa behind the secene story yang berkesan?
Saat membuat pesanan Madona. Waktu itu dia berulang tahun dan minta dibuatkan akseori tanpa kasih tahu apa, pakai baju apa…Aduuh ini ujian berat bagi aku. Apalagi dia teman dekat desainer Jean Paul Galutier. Dua puluh enam tahun berkarya masih stress juga. Akhirnya aku berpikir Madona kan sudah berumur, selalu up to date, jadi aku pikir dia masih ingin terus bersinar lalu aku buatkan frame di wajah dan memberi kesan bersinar. Pesannya walaupun tetap berumur harus terus bersinar. Untuk detailnya aku buat salib.
Bagaimana dia bisa memilih kamu?
Karena aku sudah pegang banyak artis Hongkong. Jadi dia bisa tahu dari situ. Tapi nggak kebayang sama sekali. Dulu dulu aku mencintai dia sebelum jadi desainer. Kok bisa ya karyaku dipakai dia. Oh My God!
Bahagia, netes air mata. Aduuh kok bisa yaa
Kenapa menjadi desainer aksesori?
Aku nggak pernah mimpi dan mencita-citakan. Apalagi dunia fashion 30 tahun lalu tidak seperti sekarang. Tidak ada sekolah aksesori. Aku muncul karena berkat jalannya Tuhan. Aku harus berterima kasih pada almarhum desainer bridal Kim Tong. Dulu dia punya bisnis tiara dan aku bantu dia di sana, Tapi saat itu aku belum ada kepikiran aksesori menjadi jalan hidup. Bridal dulu tidak berkembang. Apalagi aksesori. Kadang satu tiara bisa dipakai 10 orang.
Lalu aku mundur dan bekerja di dunia elekronik bantu kakak aku. Dari situ aku kota-katik kawat listrik dan lain-lain, bereksperimen dan menghasilkan karya.
Saat itu aku memberanikan diri menjual ke Kim Tong, Johannes Bridal dan syukurnya diterima dengan baik. Karena terus berkembang aku jadi mikir mungkin ini bidangku. Dan mantap menjalani.
Siapa yang paling berjasa dalam kariermu?
Mama Papa. Bakatku mungkin gabungan keduanya. Mama dulu guru bikin bunga dari kertas krep. Papa bikin tas sekolah dari kulit. Tadinya aku disuruh Mama bantu kakak, tapi setelah melihat karyaku, akhirnya Mama turun tangan bantu eksperimen-eksperimenku.
Bagaimana dunia aksesori saat ini?
Makin lama berkembang dan orang berani memakai aksesori dan percaya pada desainer aksesori untuk menciptakan karya untuk meeka. Bahkan mereka merasa kalau gak pakai aksesori ada yang kurang. Malah ada loh yang datang ke aku dulu sebelum pilih baju pengantin.
Bagaimana dulu strategimu untuk bisa maju internasional?
Dulu kita kan informasi hanya dari buku buku seperti Jean Paul Gaulthier, Thierry Mugler dan lain-lain. Sekarang sumber banyak sekali. Terus aku kenal dengan Faye Liu yang mencintai karyaku. Dia nanya mau kemana lagi? Kemana gak internasional?
Lalu dia ajak aku ke Hongkong sampai akhirnya dilirik Amerika. Kita mulai dari bawah.
Dan akhirnya kita membuat wadah: The Clique .
Apa beda cowok dan cewek beraksesori?
Ah sekarang sudah bebas.
Iya ya cowok sekarang juga pakai rok.
Ohh… aku juga. Hahaha.
Nah aksesori memang berkembang. Dulu mana ada sih cowok pakai jam tangan dengan berlian. Sepatu dulu hitam putih krem. Sekarang colorful, limited edition. Cowok dulu hanya pakai jam tangan, cincin, sekarang anting sebelah mereka pakai, kalung rantai besar dipakai. Batasannnya hanya seberani apa mereka.
Kalau aksesori yang kamu pakai?
Aku jarang pakai. Haha.. aku kan tidak mencintai satu warna karena akan terpengaruh jadi aku menetralkan diri pakai hitam. Kalau aku berkarya, aku copotin semua aksesori. Jadi aku haru bebas dan tidak ada gangguan. Tetapi kalau kaca mata aku perlu pakai karena plus. Aku topi juga beli.
Siapa desainer topi favorit?
Aku seneng banget Phillip Tracy. Aku punya dua. Aku kan tidak harus pakai topi yang ada hiasannya.
Rencana ke depan?
Mimpi adalah mimpi tapi kalau bisa diwujudkan pasti indah. Aku ingin show, pameran, dan mimpi punya museum sejarah fashion Indonesia. Ada gaunnya, ada aksesori…
Fashion Indonesia kan punya sejarah dari zaman batu. Aku pengen ada koleksi dari dulu sampai ke karya senior-senior desainer aku yang sudah berpulang. Aku tidak pernah sekolah fashion tapi aku mencintai dan ingin melestarikannya.